Kamis, 23 Agustus 2007

Di Balik Mitos Banyak Anak, Banyak Rejeki

Siapa yang belum pernah mendengar mitos ini ? Saya teringat dengan sejarah masa lalu dimana mantan presiden indonesia soeharto yang dikaruniai banyak anak, dan keluarga mereka terlihat begitu makmur dan memiliki kekayaan yang melimpah. Hanya saja dibalik kemakmuran yang dimiliki oleh keluarga cendana, banyak orang-orang yang merasa tertindas dan terbelakang dibidang ekonomi akibat ulah keluarga cendana. Entahlah, apakah informasi ini benar seperti itu atau tidak, tapi begitulah cerita yang berkembang di masyarakat.

Disisi lain, tidak sedikit pula keluarga yang saya kenal yang memiliki banyak anak memiliki penghidupan yang kurang layak, terutama dibidang ekonomi. Beberapa bahkan harus rela menjadi pengemis dan sangat bergantung sama orang lain.


Secara pribadi, saya sangat setuju dengan orang-orang yang mengatakan bahwa mitos "banyak anak banyak rejeki" itu tidak benar. Tapi juga saya sependapat dengan mereka yang mengatakan bahwa mitos tersebut benar adanya. Lo kok ?!?

Memiliki banyak anak sebagian karena memang direncanakan sebelumnya, dan sebagian lagi tidak direncanakan sama sekali. Semua mengalir seperti apa adanya dan juga karena faktor kebutuhan biologis.

Pernah seorang teman mengatakan bahwa dia sudah punya anak tiga dan jarak diantara mereka hanya satu tahun. Sebenarnya dia ingin ber-KB tapi takut dengan efek-efek yang dialami setelah ber-KB. Sementara di sisi lain keinginan sang suami untuk berhubungan susah untuk ditolak, takutnya sang suami malah melampiaskan ke orang lain yang bukan istrinya.

Ada satu cara bagaimana kita bisa mengetahui bahwa mitos tersebut benar atau tidaknya, yaitu dengan melihat pada diri kita sebagai orang tua, apakah dengan bertambahnya anak ada muncul motivasi yang sangat kuat untuk membahagiakan sang anak. Kalau rasa itu ada dan sangat kuat, maka mitos tersebut bisa benar. Kenapa ? Karena dengan bertambahnya anak (tanggungan), maka sang orang tua akan berusaha keras untuk mencari sumber penghasilan yang layak, maka rejeki-pun akan datang alias bertambah.

Tapi ini tentu saja harus dilakukan dengan cara-cara yang benar dan tidak merugikan orang lain, karena jika hal ini yang terjadi, maka bisa menjadi sebaliknya, yaitu banyak anak banyak bencana.

Tidak ada komentar: